Dokumen Buat Daftar Nikah, Apa Aja?

Beberapa hari belakangan ini aku lagi disibukkan dengan serangkaian kegiatan tentang persiapan menikah, guys. Mulai dari urusan seragam (untuk keluarga, among tamu, dan tentu saja bridesmaid), cetak undangan, cari souvenir, diajakin belanja buat isi seserahan, urusan dengan wedding organizer (WO), fitting baju pengantin, dan yang utama adalah urusan administrasi di Kantor Urusan Agama (KUA).
Daftar dulu di KUA, guys.
Mengurus pernikahan sudah pasti nggak terlepas dari keperluan administrasi yang harus dipenuhi supaya tercatat di lembaga pernikahan. Memang butuh effort dan harus menyempatkan diri, meluangkan waktu, dan menenangkan pikiran untuk mengurus hal-hal administratif ini. Of course harus ada kerja sama yang epic dari kedua belah pihak calon mempelai, dooooong.
FYI, mengurus administrasi di KUA ini usahakan paling lambat dua bulan sebelum hari-H, gangs. Jangan mendadak, misalnya satu bulan sebelum hari-H. Selain terlalu mepet, bisa jadi jadwal hari-H yang sudah dirancang itu berbenturan dengan jadwal hari pernikahan orang lain yang sudah mendaftar terlebih dahulu. INGAT! Yang daftar di KUA itu orang sekecamatan, loh. Yang mau menikah tuh nggak kamu doang, sheyeeenggg.

Apa aja dokumen yang harus disiapkan?

Sebelum mendatangi KUA untuk submit beberapa dokumen, aku dan calon suamiku saling ubet ngurus surat-surat di wilayah kami masing-masing terlebih dahulu since lokasi tempat tinggal kami Kabupatennya beda.
Note this, dear.
 

Dokumen pihak mempelai laki-laki

  1. Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
  2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  3. Fotokopi Akta Kelahiran
  4. Fotokopi ijazah terakhir (S-1 dan SMA)
  5. Surat pernyataan belum menikah yang ditandatangani di atas materai oleh calon mempelai laki-laki beserta tanda tangan dua orang saksi dan lurah
  6. Surat Keterangan Perkawinan yang ditandatangani oleh lurah
  7. Surat Pengantar yang ditandatangani oleh calon mempelai laki-laki dan lurah guna keperluan untuk numpang nikah dengan calon mempelai perempuan
  8. Surat Rekomendasi Perkawinan yang diterbitkan oleh KUA Kecamatan asal calon mempelai laki-laki yang ditandatangani oleh Kepala KUA
  9. Fotokopi KTP saksi nikah dari pihak mempelai laki-laki (1 orang)
  10. Pasfoto 2x3 (4 lembar) dan 4x6 (1 lembar)
Mengumpulkan dokumen dari pihak calon mempelai laki-laki juga butuh waktu. That’s why ngurus beginian emang kudu jauh-jauh hari. Jauh-jauh bulan malah, wkwkwkwkk. 😂
Naaahh, setelah semua dokumen dari pihak calon suamiku itu udah terkumpul semua, saatnya aku beraksi. Aku (sebagai calon mempelai perempuan) mendatangi Kantor Desa tempat tinggalku dengan membawa dokumen-dokumen.
Kantor Desa

Dokumen pihak mempelai perempuan

  1. Semua dokumen dari pihak calon mempelai laki-laki
  2. Fotokopi KTP
  3. Fotokopi KK
  4. Fotokopi Akta Kelahiran
  5. Fotokopi ijazah terakhir (S-2, S-1, dan SMA)
  6. Pasfoto 2x3 (4 lembar) dan 4x6 (1 lembar)
  7. Fotokopi KTP saksi nikah dari pihak mempelai perempuan (1 orang)
  8. Fotokopi Akta Nikah orangtuaku

Setelah itu, aku mendapatkan dokumen-dokumen tambahan sebagai pengantar ke KUA di Kecamatan tempat tinggalku, antara lain:
  1. Surat Keterangan Wali Nikah yang ditandatangani oleh lurah
  2. Surat Pengantar Perkawinan yang ditandatangani oleh lurah
  3. Surat Permohonan Kehendak Perkawinan yang ditandatangani oleh wali
  4. Surat Persetujuan Mempelai yang ditandatangani oleh aku dan calon suamiku
  5. Surat Izin Orangtua yang ditandatangani oleh ayah dan ibuku
Setelah itu, baru deh semua dokumen tersebut siap di-submit di KUA Kecamatan tempat tinggalku karena rencana pernikahan (akad) akan dilakukan di tempat pihak calon mempelai perempuan.
Kantor Urusan Agama (KUA)

Akhirnya datang ke KUA

Di KUA, semua dokumen diserahkan guna diperiksa oleh petugas. Setelah semuanya di-check list, petugas kemudian mencatat hari, tanggal, dan jam pelaksanaan akad. Anyway, catatan jadwal pelaksanaan akad ini ditulis di buku gede, coy. Dan udah dalam bentuk format tertentu gitu, jadi petugasnya tinggal centang doang. Tapiiiii, kalau ada jadwal akad yang (kebetulan) berbenturan dengan jadwal yang sudah dilobi oleh orang lain, otomatis bakalan ada sesi baku hantam diskusi lebih lanjut perihal jam akad ini. INILAH GUNANYA DAFTAR JAUH-JAUH HARI, SHAYYYY. BIAR NGGAK KEDULUAN SAMA ORANG LAIN.
Setelah urusan administrasi ini selesai, masih ada lagi. Belum selesai sepenuhnya, gangs. Jangan terlena dan lengah, wkwkwwkkkk. 😂
Dua hari kemudian, langkah berikutnya yang aku lakukan adalah imunisasi di Puskesmas. Yak! Aku ditemenin oleh calon suamiku. Si doi cuti dari kerjaannya dulu demi nemenin aku di Puskesmas dan dilanjutkan ngurusin hal-hal yang masih harus diberesin di KUA.

Ke Puskemas untuk cek kesehatan

Sekitar jam 08.00 aku dan calon suamiku ke Puskesmas. Langsung menuju ke bagian pendaftaran. Bilang aja: mau imunisasi caten (calon manten) *cieeeeehhhhh*. 😍
Abis itu yaaa langsung dilayanin untuk antre, dipanggil, terus didata. KTP-ku dan KTP calon suamiku diserahkan untuk dicatat identitasnya dan tentu saja abis itu dibalikin ke kami *yaiyalaaaaahhh helloooooo*.

Next, antre di laboratorium. Setelah dipanggil, aku masuk ke laboratorium sendirian untuk pemeriksaan:
  1. Cek darah
  2. Cek urin
Cek darah gunanya untuk mengetahui kadar HB, whether normal atau tidak. Meanwhile, cek urin gunanya untuk mengetahui kehamilan, negatif atau positif.

Setelah itu, aku diarahkan menuju ruang konseling imunisasi. Nah, di sinilah lokasi aku disuntik, gaesss. Suntik TT 1. Masih ada suntik TT 2, TT 3, TT 4, dan TT 5 di rentang waktu berikutnya (bulan depan, tahun depan, dst). Aku disuntik di lengan kiri. Setelah sekian lama nggak disuntik, sekarang ngerasain disuntik lagi, deh. Hwkwkwkwkkk~ 😅

Last step di Puskesmas: ke kasir. Bayar 36K. Anyway, hasil pemeriksaan tadi aku simpen buat bukti yang kudu aku serahkan di KUA.

Ke KUA lagi: FIKSASI

Setelah dari Puskesmas, aku dan calon suamiku langsung menuju ke KUA. Aku juga turut mengajak ayahku (sebagai wali). Kami bertiga akan menjalani pemeriksaan (verifikasi data).
Di KUA kami bertiga diarahkan ke sebuah ruangan guna pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang petugas KUA. Bener-bener diteliti secara detail. Nama, alamat, perkara huruf-huruf dan gelar akademik, angka-angka, aaahh.... segalanya diperiksa lagi! Konfirmasi berulang lah pokoknya demi mendapatkan data yang literally tepat dan presisi.
Setelah verifikasi data tuntas, beres, dan final, kami dipersilakan pulang. Yay!
Eiiitttt, tapi sebelum bener-bener pulang, aku sekalian mau urus pembayaran, guys. Karena pelaksanaan pernikahan ini nggak dilakukan di KUA dan di hari kerja (btw, kami akan menjalani akad nikah di luar KUA dan di hari libur), kami harus membayar biaya sebesar 600K. Bisa dibayarkan via bank BRI atau di kantor pos. Untuk menghindari antre berkepanjangan (dan atas saran petugas KUA), kami memutuskan untuk membayar biaya di kantor pos! Untung aja jaraknya dengan KUA hanya sepelemparan batu.
Bukti transfer

Pembayaran biaya nikah di kantor pos

Sesampainya di kantor pos, langsung aja bilang ke petugasnya: mau bayar biaya nikah caten. Petugasnya langsung paham, kok. Tinggal bayar 600K, terus kami mendapat bukti pembayarannya, deh. Setelah itu, kami balik lagi ke KUA!

Balik ke KUA dan selesai!

Kami ke KUA dalam rangka menyerahkan bukti pembayaran biaya nikah. Setelah itu, done! Selesai!

💖💖💖💖💖

Nah, itu tadi rentetan urusan administrasi yang harus dipenuhi oleh calon pengantin, guys. Barangkali nggak 100% sama yaaa perihal langkah-langkahnya. Siapa tahu ada sedikit perbedaan di wilayah yang berbeda pula. But, I’m pretty sure untuk surat-suratnya ada kesamaan lah. Buat yang udah menikah, share dong pengalaman kamu di kolom komentar. Aku juga pengen tahu, nih, xixixxiiii... 😁

Buat yang belum menikah atau lagi proses menjalani hari-hari menjelang pernikahan, semoga artikelku membantu, yaaaa. Hope you like it and enjoy reading it, guys. 😊
The power of praying 💕
Next, setelah urusan administrasi ini selesai, kami mendapat undangan untuk keperluan Suscatin (Kursus Calon Pengantin) a.k.a. Bimbingan Perkawinan. Tunggu postinganku berikutnya, ya!

28 komentar:

  1. Waah selamat ya mba.. semoga lancar sampai hari H. Baru tau sekarang bayar nikah nggak bisa langsung di kantor KUA, dulu pas aku tahun 2009 di jogja bisa langsung bayar di kanotr KUA.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Sekarang harus lewat bank atau kantor pos, hihihiii 😁

      Hapus
  2. Wah ini bwrmanfaat bgt info bya buat mereka yg lagi mau mempersiapkan pernikahan nih. Biar nanti ga repot bolak balik kurang kelengkapan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, beb. Biar sekali jalan langsung beres. Ternyata dokumen-dokumen yang diperlukan emang banyak. 😄

      Hapus
  3. Wuaa congratsss beb uda jadi calon manten niihhh semoga lancar semua ya sampai hari h, makasih banget loh infonya aku bookmark ah

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah banget mba. Semoga dimudahkan prosesnya hingga menuju pelaminan ya, mba, Bahagia selalu :)

    BalasHapus
  5. Wawww congrats yaa syg. Semoga lancar semuanya dan di permudah ngurus ngurusnya. Ngerasain banget rempongnya ngurus nikahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... ❤❤
      Hihiii, iya nih mbak rempong sana-sini, mantaaapppp daaaahh 😆😆

      Hapus
  6. yg paling deg2an menurut saya tuh suntik TT. saya kira bakal sakit ternyata enggak begitu. wkwkwk. apalagi itu di puskesmas tempat kerja calon mertua saat itu, tengsin kalau nangis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk, iya mbak. Aku juga agak deg2an pas suntik TT itu. 😆😆
      Udah lupa rasanya disuntik soalnya wkwkkk

      Hapus
  7. wah lumayan banyak juga ya sayratanya dan ternyata perempuan dengan laki-laki berbeda syaratnya, makasih Mba sharingnya. congrats! happy to both of you Mba, semoga saya segera menyusul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, mbak Mei. ❤
      Iya, dokumen-dokumennya sedikit berbeda. Makanya harus bener-bener dipersiapkan sebaik mungkin.

      Hapus
  8. Jadi inget kerempesan dulu ngurus dokumen nikah 😂, lancar2 sampai hari H ya sheyenggg... happy wedding!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin!! ❤❤

      Hihiii, iya nih. Rempong syekaleeee. 😆😆
      Tapi senenggg. 😁😁

      Hapus
  9. Waah noted sekali nih infonya Ka buat bekel aku nanti pas mau persiapan nikah
    Thanks for sharing yaa Ka, infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  10. Hihii...uda 9 tahun yang lalu, eh...kalo ngurus-ngurusnya bener, harus jauh-jauh bulan. Jangan mefet...karena banyaak sekali printilan yang ternyata gak seindah yang dibayangkan.

    Semoga lancar hingga acara yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. ❤

      Iya nih mbak, bener2 kudu jauh-jauh bulan sebelumnya. Banyak bener printilannya nihhhh wkwkwk 😆😆

      Hapus
  11. bagus ih buat para calon pengantin biar ga kelimpungan mempersiapkan dokumen2 yang diperlukan untuk pernikahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Aku sharing aja gitu, berbagi pengalaman. 😁
      Semoga bisa membantu. ☺

      Hapus
  12. Masya Allah tabarakallah semoga urusannya lancar ya, buat calon pengantin jadi persiapan dokumennya harus lengkap ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. ❤❤
      Iya, mbak Suz. Harus lengkap dan dipersiapkan sebaik mungkin. ☺☺

      Hapus
  13. Wah ngurus sendiri ya semua dokumennya. Aku dulu diurusin sama paman. Jadi aku cuma datang sekali ke KUA buat ikut pelatihan pernikahan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihiii, iya mbak. Ngurus sendiri ini-itunya. Biar greget. 😆😆

      Hapus
  14. �� ONE STEP CLOOOOOSEERRRRRR ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. UWUWUWUWUWUWUWUWUWUWUWUWUWUUWUUUUU ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

      Hapus