15 Tips Mengatur Uang Ala Raditya Dika

To the point aja, kali ini aku akan sharing tentang tips finansial (yang tentu saja berguna sebagai self reminder buat aku sendiri). Tips-tips ini aku rangkum dari video Raditya Dika – seorang komika, penulis, sutradara, aktor, youtuber *gilaseeehh multitalenta banget nih orang wkwk – yang ia unggah di Youtube Channel-nya.

FYI, Raditya Dika juga merupakan alumni dari Adelaide University, Australia dan jurusannya juga berkaitan dengan hal-hal yang berbau finance gitu. So, reliable enough lah yaaa. Berikut 15 tips ngatur duit ala Raditya Dika:
raditya dika
Raditya Dika


Beli barang buat diri-sendiri, bukan untuk orang lain

Nowadays, seseorang cenderung membeli barang-barang untuk orang lain karena kepengen orang lain impressed terhadapnya. Difoto, dipamerin di social media, terus mendapatkan kesan yang baik dari orang lain.

“Kalau lo beli barang biar orang kagum sama lo, orang lain bisa lebih ‘respect’ sama lo, orang lain jadi hormat sama lo, menurut gue itu adalah cara yang salah untuk membeli sebuah barang. Belilah barang karena lo happy, karena lo butuh, karena lo emang jauh lebih happy kalau punya barang tersebut untuk diri lo sendiri, bukan orang lain.”

Tapi, hal ini bukan berarti kita nggak bisa beli barang yang mewah atau mahal. Barang yang kita miliki sebaiknya merupakan barang yang punya maximum value untuk diri kita sendiri, bukan semata agar mendapat pengakuan dari orang lain atau sekadar pamer-pamer belaka.

Waktu adalah teman terbaik untuk investasi

Semakin lama berinvestasi, maka akan semakin besar hasil akhirnya. Time is the best friend to compound interest. Royalti pertama Raditya Dika tahun 2005 atas penjualan novel yang berjudul Kambing Jantan, setelah ia gunakan untuk mentraktir keluarganya, sisanya ia investasikan untuk dana pensiun (ketika itu usianya menginjak 25 tahun). So, penting banget kita tahu untuk memulai investasi sejak dini.

Uang keluar harus lebih sedikit daripada uang masuk

Sebenernya sesimpel itu, ya. Mindset seperti ini udah ditanamkan sejak kita kecil actually. Opsinya pun ada dua, yaitu kita meningkatkan/memperbesar penghasilan atau kita menekan uang keluar.

Jangan berutang dan jangan mau ngutangin

Dulu Raditya Dika membeli mobil tidak memandang seberapa oke dan seberapa mewah mobil tersebut. Ia membeli mobil sesuai dengan kebutuhannya saat itu dan yang terpenting ia membelinya TANPA BERUTANG. Kalaupun belum mampu, berarti yang bisa dilakukan adalah kerja sebanyak-banyaknya, nabung lagi, investasi lagi, demi mengejar mobil yang diinginkan. Jadi, nggak usah terlalu mewah, nggak usah terlalu mahal.

Pun sebaliknya, ia nggak mau ngutangin orang. Kalau ada temen SMA dateng-dateng pengen pinjem duit, Raditya Dika dengan tegas menolaknya. However, ia memberikan solusi dengan cara mengajak kerja sama/mempekerjakan/pokoknya temennya itu dikasih kerjaan, deh. Simply, supaya orang tersebut bisa dapet duit tanpa utang kepada Raditya Dika. Win-win solution lah, ya. Hal ini bertujuan agar antara Raditya Dika dan temannya nggak ada rasa canggung, nggak enakan, moreover mencegah rusaknya hubungan pertemanan gara-gara utang.

Anyway, ngomongin utang nih yaaa, kalaupun terpaksa berutang, lebih baik kita utang untuk aset yang bertumbuh. Misalnya, rumah. Hindari utang untuk membeli mobil. Mobil adalah aset yang terus mengalami depresiasi tiap tahun sehingga nilainya pasti akan turun.

“Ngapain lo berutang atas sesuatu yang nilainya turun? Kalau rumah, masih bisa dikompromikan karena nilainya akan bertambah setiap tahun. Tapi, sebisa mungkin ya jangan ngutang.”


Bayarlah segala sesuatu itu secara cash

Jangan debit atau pakai kartu kredit dalam melakukan pembayaran. Kenapa? Ada penelitian yang menyatakan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan dengan membayar barang melalui duit cash itu lebih tinggi daripada cuma pake kartu.

“Lo beli handphone baru seharga dua juta pake debit card, srekkkk, gesek, terus pulang, akan lebih beda dibanding lo ngeluarin duit dua juta secara fisik. Itu sakitnya beda. Lo mungkin lebih nggak rela untuk ngeluarinnya.”


Fokus ke penghasilan juga

Gaji itu tidak sama dengan penghasilan. Jangan terpaku dengan gaji. Penghasilan itu nggak melulu komponennya gaji. Kita bisa bisnis kecil-kecilan, buka online shop, menjadi tutor, membuat e-book dan menjualnya (tergantung bidang). Fokuslah pada hal-hal untuk menambah penghasilan. Cara paling gampang untuk menambah penghasilan adalah dengan membuka revenue stream yang berbeda berdasarkan keahlian yang kita miliki. So, coba telaah lagi keahlian kita!

Pelajari instrumen-instrumen investasi dan hubungannya dengan tujuan finansial

Misalnya, dalam jangka waktu setahun kita akan membeli handphone baru seharga tujuh juta dan kita mau invest. Maka, berinvestasilah di instrumen yang risikonya tidak terlalu tinggi. Return-nya mungkin juga nggak terlalu tinggi, tapi kalau kita mau mengeluarkannya dalam waktu setahun, ya ambil aja, contohnya deposito.

“Kalau misalnya buat pensiun, kayak gue, dari umur 25 tahun sampe umur gue sekarang udah 34 tahun, semua gue taruh di instrumen saham. Kenapa? Karena saham tuh naik-turunnya sangat kenceng kalau jaraknya itu pendek. Tapi kalau kita bicara tahunan, di atas 5-10 tahun, volatilitasnya secara grafis nggak akan terlalu berasa. Diversifikasi juga penting, mix & match banyak saham supaya merepresentasikan IHSG-nya.”


Banyak penghasilan bukan berarti banyak pengeluaran

Jangan kaget terima duit banyak! Menerima penghasilan yang lebih besar daripada sebelumnya bukan berarti kita bisa berfoya-foya seenaknya. Sebisa mungkin hindari jajan-jajan nggak penting yang berpotensi untuk menguras uang penghasilan yang udah kita terima. Intinya, harus bisa menahan diri dari jiwa konsumtif.

“Buat gue, penghasilan naik berarti kemungkinan untuk berinvestasi juga naik. Jadi, penghasilan naik itu mendingan diterjemahkan menjadi ‘oh, gue bisa investasi lebih banyak’ ketimbang ‘oh, gue bisa foya-foya lebih banyak’.”


Punya budget

Kita harus pintar-pintar mengatur budget untuk berinvestasi dari penghasilan yang kita miliki. Berbagai pengeluaran setiap bulan sebaiknya dicatat agar kita bisa tracking ke mana arah pengeluaran ini bermuara. Sebisa mungkin minimal 10% dari penghasilan keseluruhan dialokasikan untuk investasi. Kalau bisa, lebih. Raditya Dika bahkan pernah mengalokasikan 70% dari total penghasilannya untuk investasi.

Keluarkan uang untuk membeli pengalaman, bukan untuk membeli barang

Ada sebuah riset yang menyatakan bahwa dengan membeli pengalaman, kebahagiaan yang kita dapatkan akan lebih banyak daripada membeli barang. Misalnya, berlibur atau makan-makan bareng keluarga tercinta. Ternyata, makan-makan bareng keluarga tuh happiness-nya itu beda ketimbang beli barang buat diri-sendiri.

Pikirkan cost per use tiap beli barang

Maksudnya? Misalnya, beli ikat pinggang seharga satu juta tapi hanya bisa digunakan selama satu tahun (karena abis itu ikat pinggangnya rusak, jadi nggak bisa dipake lagi). Lebih baik beli ikat pinggang yang berkualitas, yang mewah sekalian seharga 10 juta, tapi bisa digunakan selama 15 tahun. Itu adalah salah satu resep yang digunakan Raditya Dika setiap membeli barang-barang mewah. Pokoknya, pikirin dulu matang-matang sebelum membeli.

Usahakan kalau belanja itu sendirian

Karena kalau belanja sama temen, biasanya suka kehasut.
“Eh, ini bagus, deh.”
“Elo bagusan pake yang ini, deh. Lebih keren.”
“Ini cocok banget bajunya kalo dipake elo.”
Kalau punya temen (walaupun niatnya baik), itu terkadang membuat kita jadi mengeluarkan duit lebih banyak padahal sebenernya mungkin kita nggak butuh itu.

Bayar pajak dan donasi

Kalau punya uang banyak, kita harus bayar pajak yang banyak juga karena ini kewajiban kita sebagai warga negara.

“Gue punya banyak banget temen. Artis, selebgram, youtuber yang ternyata pajaknya nggak beres dan akhirnya mereka harus bayar denda. Bahkan ada satu temen gue yang gue bilangin pas mau lapor SPT, dia bilang ‘Aku nggak mau bayar pajak, bang. Aku diem-diem aja. Karena prinsipku adalah nanti duit pajak dikorup ato apa segala macem.’. Buat gue, itu adalah hal yang sangat salah. Kewajiban kita adalah bayar pajak. Kita awasi penggunaannya.”

Tentang donasi. Dengan memberikan uang kepada pihak yang membutuhkan, itu akan memberikan kebahagiaan yang lain bagi kita. Happiness level-nya tuh beda. So, usahakan juga kalau kita punya duit banyak, kita harus menambah donasi ke orang-orang. Karena ini bukan hanya baik untuk orang yang kita bantu, melainkan kita bisa merasakan kebahagiaan yang lain dengan berdonasi.

Hubungan dengan uang adalah hubungan kebiasaan

Misalnya, sedari kecil sudah terbiasa boros, biasanya akan kesusahan mengubah kebiasaan ini ketika sudah dewasa. So, perlu komitmen dan fokus.

“Jangan lo stres sedikit, belanja. Jangan dikit-dikit, belanja. Tapi, gimana caranya lo bisa me-maintain kebiasaan itu dengan hal-hal lain. Lo stres dikit, mungkin lo bisa meditasi atau ngobrol sama temen gitu. Jadi, ini tentang gimana kebiasaan-kebiasaan lo yang tidak sehat dengan uang itu bisa berubah menjadi lebih baik karena lo punya kebiasaan yang baru dan fokus menjalani itu.”


Temukan pasangan yang perilakunya terhadap uang itu sehat


“Jangan sampai lo yang udah berperilaku sehat terhadap uang, lo udah bagus personal finance-nya, tiba-tiba lo punya pacar atau lo nikah dengan orang yang perilakunya terhadap uang sangat-sangat tidak sehat. Jadinya berantem soal duit dan lain-lain.”

Raditya Dika dengan istrinya sudah mengkomunikasikan tentang duit sejak masa-masa pacaran. Berbagai hal tentang investasi, sikap terhadap uang, cara mengelola keuangan, semua hal itu dikomunikasikan secara terbuka kepada pasangan.

“Komunikasi yang sehat dengan pasangan, bahkan dari mulai pacaran, itu bisa jadi fondasi yang kuat ketika lo udah nikah. Karena keuangan rumah tangga itu pasti jadi sumber konflik yang lumayan besar buat banyak orang. Gue lihat bahkan ada studi yang bilang hampir 80% pertengkaran di rumah tangga itu karena duit. Jadi, selalu komunikasikan dari awal dengan baik. Sama-sama punya sikap dan perspektif yang sama tentang uang.”

💕💕💕💕💕
Nah, gimana?
Tips-tips dari Raditya Dika ini bener-bener bermanfaat banget, sih. Bisa membuka wawasanku juga biar punya literasi finansial yang baik ke depannya. Kira-kira ada saran tambahan nggak dari kamu tentang cara ngatur duit? Comment, ya! 😎

Thank you so much for visiting. See you on my next post!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar